Nusa Tenggara Barat

Sabtu, 01 Oktober 2011

BANDARA INTERNASIONAL LOMBOK (BIL)


Bandara Internasional Lombok


Manajemen PT Angkasa Pura I membangun bandara baruBandar Udara Internasional Lombok (BIL) yang dibangun di Dusun Slanglit Desa Tanak Awu Kabupaten Lombok Tengah ini dengan nilai investasi Rp665 miliar.

BIL dipilih karena dinilai bebas dari kendala perputaran pesawat yang memerlukan manuver untuk pendaratan. Bandara ini kemungkinan akan menjadi bandara alternatif ketiga di Indonesia setelah Bandara Soekarno Hatta di Cengkareng dan Bandara Ngurah Rai di Denpasar untuk penerbangan internasional pesawat Airbus seri A 380. Bandara Selaparang di Mataram di lahan 70 hektar hanya memiliki panjang landasan 2.100 meter lebar 40 meter tidak dapat diperpanjang lagi. Ada kendala perputaran pesawat  karena sekitarnya ada bukit.



Pembangunan landas pacu BIL semula direncanakan 2.500 meter dan konstruksinya sudah selesai, diperpanjang 250 meter. Nantinya agar bisa didarati pesawat berbadan lebar B 747 terbatas sebelum diperpanjang landasannya menjadi 3.500 meter. Peningkatan panjang landasan tersebut untuk mengantisipasi peningkatan penerbangan setelah kehadiran investor membangun kawasan wisata Mandalika di selatan Lombok Tengah. 


Lokasi BIL di atas lahan seluas 595 hektar, biaya pembangunannya semula direncanakan Rp665 miliar bertambah menjadi Rp802 miliar. Ditanggung bersama oleh PT Angkasa Pura I Persero, Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB dan Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah sebesar Rp802 miliar. AP I menanggung Rp652 miliar untuk landas pacu, fasilitas operasional dan keselamatan penerbangan serta bangunan lain. Pemprov NTB menyiapkan Rp110 miliar guna membangun taxiway, apron dan fasilitas penunjangnya. Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah sebesar Rp40 miliar untuk areal parkir, jalan lingkungan dan fasilitas penunjang.



PT. (Persero) Angkasa Pura I mengadopsi desain bandara hijau atau green airport untuk proyek pembangunan Bandara Internasional Lombok, Nusa Tenggara Barat. Dirut AP I Bambang Darwoto mengatakan setiap pengembangan bandara di lingkungan BUMN itu didesain dengan ciri khusus, termasuk bandara baru di Lombok Tengah tersebut. “Bandara Lombok akan menonjolkan ciri khas penghijauan dengan berbagai tanaman di lokasi bandara,” katanya disela-sela pencanangan Program Penanaman Pohon Indonesia di lokasi proyek Bandara Lombok, sekitar 35 km dari Mataram, kemarin.

Kantor Kementerian BUMN itu bekerjasama dengan 13 BUMN menanam sedikitnya 113.000 pohon di wilayah NTB dan NTT. Deputi Bidang Logistik dan Pariwisata Kementerian BUMN Hary Susetio mengawali acara penanaman pohon secara simbolis, diikuti direksi dari 13 BUMN. ke 13 BUMN itu a.l. PT. Perusahaan Gas Negara (sebagai BUMN kordinator), PT. Angkasa Pura I (tuan rumah), PT. Pelabuhan Indonesia II, PT. Pelni, dan PT. Indonesia Ferry.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar